” GKJW adalah gereja moderat, gereja yang mengatasi semua golongan dan pemahaman”, begitu kira-kira pernyataan salah satu pendeta yang saya ingat sampai sekarang.
Se-moderat apa? Saya juga kurang tahu, saya bukan pendeta, saya warga biasa. Namun sebagus kesan moderat ini memang tidak salah kalau GKJW masuk dalam WCC (World Council of Church).
Bahkan ada pendeta berani mengatakan, “GKJW bisa dibilang salah satu penggagasnya!”
Sebagian warga mungkin juga sudah tahu beberapa lembaga pengabdian masyarakat yang eksis seperti YBPK, Yayasan Kesehatan GKJW, atau dengan peranannya dalam komunikasi lintas agama (dialog Islam-Kristen). Artinya kehadiran GKJW dalam prinsip moderatnya cukup mempunyai bukti.
Akan tetapi prinsip moderat ini apakah sudah sampai di hati warga atau belum, itu yang seharusnya kita tanyakan. Jika saya bertanya ke sebagian pemuda, ternyata cara pandang mereka berbeda-beda. Rata-rata mengaku bentuk GKJW masih dalam bentuk konservatifnya. Kemungkinan pandangan ini seputar keinginan untuk melakukan dobrakan terhadap kekinian jaman/ budaya.
Padahal sebagian warga (khususnya yang tua) mengaku gereja ini eksis karena tidak melupakan sejarah. Sejarah GKJW tidak lepas dari konteks budaya Jawa dan penginjilan. Hal ini yang membangun kekuatan dari dalam. Maka tidaklah heran beberapa pemuda juga mengakui jika kekeluargaan warga GKJW terasa begitu erat. Ya jelas erat, bahkan beberapa jemaat (seperti jemaat Malang) mengaku satu gereja bisa jadi ada hubungan keluarga! Makanya saya ragu, apabila titik pemersatu (budaya Jawa) ini harus tergantikan, apa lagi yang bisa merekatkan.
Fanatik budaya Jawa bukan berarti menolak kesukuan lain ikut dalam kegiatan bergereja di GKJW, kan? Bukan fanatisme sempit, itu yang harus dikembangkan di GKJW.
Jika berbicara tentang fanatisme doktrin, GKJW dengan (prinsip) Lutheran-Calvinnya sering membuat saya dan beberapa teman pemuda bingung! Bahkan ada teman saya dari Malang dengan gamblang mengungkapkan demikian :
” GKJW konservatif dalam bentuk, tapi kurang jelas dalam doktrin dan pengajaran!”
Dalam aplikasinya, bahkan saya sendiripun melihat gereja Lutheran-Calvin ini malahan cenderung pada paham Arminian-nya. Dengan dalih berpihak pada kekuatan moderat yang mengatasi semua golongan.
Contoh kecil, waktu saya masih di Malang, saya dapati dalam Pendalaman Alkitab tentang Saksi Jehovah. Akhir sesi tanya jawab, ada warga meminta pak pendeta saat itu agar memberikan sikap agar warganya juga mampu bersikap. Alih-alih memberikan sikap, keputusan diserahkan kembali ke warga. Tentunya tidak berakhir dengan himbauan-saran, padahal tidak semua warga mampu bersikap yang benar (terkait latar belakang pendidikan dsb.).
Artinya GKJW takut dengan ke-fanatikan. GKJW yang takut menerapkan doktrin Lutheran-Calvin malah ikut dalam kekebasan Arminian-nya. GKJW yang ingin moderat malah menuju ke kebebasan individu/ liberalisme.
Apakah mungkin ini terjadi karena alih generasi pendeta alumnus IPTH Balewiyata ke alumnus yang lain? Antara pendeta generasi X dengan generasi Y yang seharusnya mampu mengkaji ini. Jika warga mau mencermati, tentunya paham dengan pernyataan saya.
Sebagai contoh: ada sebuah pernikahan, saya kembali diingatkan apa fanatik itu. Salah satu keluarganya , seorang ibu beragama Islam, dengan memakai kerudung tetap ikut dalam ibadah pemberkatan, bahkan di dalam ruang bukan diluar seperti tamu yang lain. Salut untuk ibu tadi!
Fanatik bukan berati radikal. Fanatik itu percaya terhadap yang diyakini tanpa harus merendahkan golongan lain.
(NB: Mohon bukan cuma warga yang menanggapi, tapi pentingnya kejelasan dari Bopo-bopo pandhito juga)
by gan
2 komentar:
saya sependapat dengan apa yang anda sampaikan..bahwa hingga hari ini meski GKJW yang notabene adalah gereja berdoktrin Lutheran-
Calvin tetapi tidak brani bersikap terhadap pengajaran dan doktrin yang alkitabiah...Saya sangat merindukan GKJW dengan spirit injili dan dokrin lutheran calvinis nya mampu bersikap terhadap segala ajaran dan doktrin yang tidak alkitabiah... sehingga orang dapat melihat kekukuhan dokrin dan semangat injilinya sebagaimana ajaran Kristus yang mengajarkan bahwa Gereja harus menjalankan fungsi Kenabian diantara para warga jemaat.... sehingga semua doktrin yang tidak sesuai dengan alkitab dengan mudah dapat ditolak...akir kata saya sangat rindu untuk melihat GKJW bersemangat injili dan membuang jauh2 semangat liberal sebagaimana pada awal2 pendiriannya...DAN LEBIH SUNGGUH2 LAGI DALAM MEMBAWA DOKTRIN LUTHERAN-KALVINIS yang dimilikinya...
yah..........memanag sperti tu adaya,kta hya bsa berdoa dan berusaha.
bagaimanapun jga gereja tdk hanya GKJW sja,tpi msih byak gereja2 lain.
tetima kasih,TUHAN MEMBERKATI
Posting Komentar